Senin, 19 Desember 2011

pandangan umat khatolik


PANDANGAN UMAT KATOLIK
 TERHADAP MULTIKULTURALISME
Interview ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Pendidikan Multikultural
Dosen pengampu : Muh. Agus Nuryatno, M.A, Ph.D


Disusun oleh :
1.          Jumi Aprilyaningrum              09470051
2.          Sony Eko Adisaputro             09470154
3.          Ahmad Wahyu Adi                09470161
4.          Anik Trihidayati                      09470184

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2011

Nama               : maura
Alamat                        : Sapen GK 1 no 353
Nama               : Eri Winarti
Alamat                        : Gendeng GK IV 636

1.    Bagaimana pandangan anda (umat katolik) tentang adanya multikulturalisme?
pandangan tentang adanya multikultural bagi umat katolik menerima dan menghargai adanya multikultural di negara kita (Indonesia), karena di negara kita sejak berdiri sudah ada dalam multikulturalisme. Negara indonesia bukan berdiri atas keseragaman suku, agama, ras dan lain-lain. Tetapi sebaliknya kita bersatu dari perbedaan hyang ada. Multikulturalisme bukanlah sesuatu yang harus ditentang atau dihilangkan, melainkan mu;tikulturalisme menjadi sesuatu yang perlu disadari sebagai sebuah kekayaan yang membantu setiap orang untuk berkembang sesusai dengan hati nuraninya.
2.    Apa manfaat adanya multikulturalisme bagi anda sebagai pemeluk agama Katolik?
Perbedaan budaya bagi umat katolik menjadi tanda kekayaan dan kemahakuasaan Allah, kebudayaan dan keragaman manusia menjadi pertanda kemahaan Tuhan, dan dengan adanya multikultural dapat menambah pengetahuan, pengalaman tentang agama lain. Implikasi logis dari hal itu adalah adalah dengan menerima multikulturalisme, kami juga menghargai Allah sebagai pencipta segala yang baik.
Perbedaan agama tentunya memperkaya dan memperkuat khasanah iman yang kami hayati, dimana kami boleh belajar juga dari agama dan kebiasaan dari agama lain.
3.    Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnik. Budaya dan agama. Dari keberanekaragaman tersebut, apakah anda (sebagai umat katolik) merasa adanya diskriminasi dalam masyarakat?
Dalam fakta yang tejadi (dalam ranah umum bukan berada dilingkungan sekitar kami saat ini), kami merasakan adanya diskriminasi bagi perkembangan agama katolik. Misalnya dari segi pendidikan : umat katolik merasakan kurang adanya perhatian dari pihak pemerintah, dari segi peribadatan : kerap kali pendirian rumah ibadah membutuhkan waktu yang sangat panjang dan sangat berbelit – belit sehinnga membuat umat tidak dapat beribadah dengan leluasa. Namun, kami tidak dapat menyalahkan satu pihak saja, kami juga merenungkannya secara pribadi dalam persekutuan sebagai umat katolik, karena mungkin pihak dari umat kami kurang membahur dengan lingkungan masyarakat sekitar.
4.    Sudahkah anda (sebagai pemeluk umat Katolik) merasa terjamin dengan hukum dan U.U yang ada di Indonesia? Puaskah? Kenapa?
Bagi umat katolik sudah merasa terjamin dengan adanya undang-undang 19945 pasal 28E ayat 1 yang berbunyi “setiap orang bebas memeluk agama dan beribasatan menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajarannya, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”
5.    Bagaiman respon masyarakat sekitar terhadap keberadaan anda sebagai kaum minoritas?
Masyarakat sekitar sangat menghargai dan menerima keberadaan kami sebagai umat katolik. Dan selama ini kami tinggal disini tidak ada tindakan atai perkataan yang melecehkan atau merendahkan kami sebagai umat yang minoritas.
6.    Bagaiman cara anda bermasyarakat dengan penduduk sekitar yang mayoritas berlainan agama dengan anda?
Kami hidup bersama sebagai manusia beriman pada umumnya. Kami menghargai dan menerima setiap orang sebagai sesama manusia yang tentunya mendambakan penerimaan, kasih dan penghargaan. Kami sebagai warga setempak dan selayaknya warga yang lain, kami menyapa dikala bertemu, saling silaturahmi antar warga. Membagi kegembiraan disaat ada momen seperti perayaan kemerdekaan RI, mengadakan kegiatan 17 Agustusan dengan masyarakat sekitar.
7.    Jika anda hidup ditengah-tengah lingkungan umat islam, lalu mereka melakukan ritual keagamaan contohnya Shalat Jum’at. Apakah kegiatan mereka mengganggu aktifitas anda? Jika mengganggu, apa saran anda?
Umumnya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Muslim yang ada disekitar kami tidaklah sangat mengganggu aktivitas kami. Jika pada suatu kali ada suara speaker yang terlalu keras kami mencoba melihat sisi positif dari kejadian itu, karena itu sebagai sarana yang dipakai umat Muslim dalam menjalankan ibadah.
8.    Dengan banyaknya isu pengeboman digereja-gereja yang diidentifikasi dilakukan oleh umat islam radikal, apakah anda nyaman hidup dilingkungan umat islam terutama didekat masjid? Tidakkah anda merasa cemas?
Kami tetap merasa nyaman hidup dilingkungan sekitar kami, karena kami tidak merasa terganggu dan cemas, sebab kami yakin bahwa masyarakat sekitar kami akan menjadi pembela dan pelindung kami disaat terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Kami tidak mau menyamaratakan setiap orang berdasarkan perbuatannya, mungkin ada umat muslim di tempat tertentu melakukan pengeboman, namun itu tidaklah mungkin dilakukan oleh umat muslim yang ada di sekitar kami. Kami juga berpikir bahwa tidak semua umat muslim menyetujui tindakan pengeboman apapun alasannya, kiranya pandangan inilah yang juga dimiliki oleh masyarakat sekitar kami.
9.    Apakah didalam ajaran agama katolik terdapat perbedaan kasta? Seandainya ada coba jelaskan?
Dalam ajaran katolik tidak ada perbedaan kasta. Setiap pribadi memiliki hak yang sama sebagai anak-anak Allah, karena setiap pribadi berhak turut serta dalam kebahagiaan yang dijanjikan oleh Kritus, yaitu kerajaan surga. Setiap orang ikut ambil bagian dalam tugas pelayanan gereja sesuai dengan talenta dan kemampuannya. Dalam hal ini, kami mengikuti kaidah yang berlaku dalam Kitab Suci Tradisi Gereja dan Kuasa Mengajar Gereja (para uskup)
10.    Setujukah anda dengan ungkapan “semua agama adalah baik dan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan keburukan”? mengapa?
Dalam studi tentang agama-agama yang dipelajari oleh para pemimpin dan pengajar umat, kami menemukan ajaran kebaikan dan kebenaran setiap agama. Terlebih di dukung oleh hasil Konsili Vatikan II (pertemuan para uskup sedunia pada tahun 1962-1965). Kami setuju dengan ungkapan itu, dimana setiap agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran, karena kami menerima dan menghargai agama-agama lain, dan juga kami menyakini bahwa di dalam ajaran agama lain juga diajarkan tentrang kebaikan dan kebenaran. Segala yang baik berasal dari Allah.
11.    Menurut anda apakah di dalam ajaran agama lain terdapat kebenaran dan kebaikan?
Ya, ada karena kami menyakini bahwa setiap agama diajarkan tentang kaebaikan dan kebenaran. Dan kegala kebenaran datang dari Allah.
12.    Menurut anda apakah semua orang bisa masuk surga? Kenapa?
Kami mengatakan bisa, tetapi kami tidak menjamin secara mutlak mengatakan “bisa”. Karena semua itu hanyalah kekuasaan Allah. Namun secara pribadi kami sebagai umat katolik menyakini bahwa mereka yang menjadi milik krituslah yang memperoleh keselamatan.
13.    Apa saran anda agar multikultusralisme dapat terjaga dengan baik?
Saran kami ialah : mengakui perbedaan dan menghargainya, jangan pernah merasa diri yang “paling” dari yang lain, karena dengan demikian kita menjadi pengambil keputusan yang sepihak, melihat perbedaan sebagai kekayaan yang akan membantu setiap orang untuk berkembang dalam iman, dan bukan sebagai ancaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar