Minggu, 11 Maret 2012


PANDANGAN UMAT KATOLIK
 TERHADAP MULTIKULTURALISME
Interview ini dilaksanakan untuk memenuhi tugas Pendidikan Multikultural
Dosen pengampu : Muh. Agus Nuryatno, M.A, Ph.D


Disusun oleh :
1.          Jumi Aprilyaningrum              09470051
2.          Sony Eko Adisaputro             09470154
3.          Ahmad Wahyu Adi                09470161
4.          Anik Trihidayati                      09470184

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2011

A.  Pendahuluan
Sebelum peneliti terjun kelapangan perlunya peneliti mengetahui tentang agama Katolik tersebut. Dewasa ini kebanyakan kamus agama menjelaskan agama Katolik sebagai agama lama, karena penulis kamus agama seperti ini kebanyakan berasal dari gereja Lutheran aliran Protestan di Eropa dan sejarawan gereja Presbiterian aliran Reformasi. Kedua, karena pertentangan Martin Luther di Jerman pada tahun 1517 terhadap teori tidak berdosanya Paus dan kekeliruan kupon penebusan dosa. Ketiga, karena pada tahun 1536, teolog Perancis, Calvin menerbitkan "Doktrin Dasar Kristen " (Institutes of Christian Religion) dan mengemukakan reformasi doktrin dan organisasi dan mengoreksi takhyul dan penyesatan agama Katolik selama 1000 tahun sebelumnya. Inisiatif aliran Protestan dan aliran Reformasi ini diterima gereja-gereja di Jerman, Eropa Utara, Swiss, Belanda dan Inggeris. Mereka menamakan gereja mereka gereja baru, dan menamakan agama Roma Katolik gereja lama.[1]
Dalam konsep ketuhanan agama Katolik adalah sebagaimana telah tercantum dalam kredo Iman Rasuli yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.[2] Orang Katolik berkeyakinan bahwa Allah itu bersifat abadi, Maha Kuasa, Maha Tahu, Pencipta alam semesta dan segala isinya, penyelenggara kehidupan, Maha pengasih dan penyayang, Maha Pengampun, Transenden (jauh tidak terjangkau oleh manusia) sekaligus Imanen (sangat dekat di lubuk hati manusia), Maha Besar, Hakim bagi seluruh umat manusia diakir jaman. Orang Katolik memanggil Allah dengan sebutan Bapa, hal ini ingin mengungkapkan iman mereka bahwa Allah itu bagaikan seorang “bapak (atau ibu) yang penuh kasih” dalam kasih pemeliharaan-Nya kepada umat manusia.[3]
Sumber pokok agama Katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu ;
1.      Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah tradisi Kitab Suci sebagai Kisah Awal Jemaat Kristiani.
2.      Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumus-ru,us hasil “konsili” pertemuan dari segenapjemaat mengenai iman, ibadat, dan hidup)
3.      Tradisi tidak tertulis kebiasaan- kebiasaan ibadat dan moral.[4]
Agama Katolik mengajarkan tentang baik ini maupun itu, yang artinya yaitu :
1.      iman akan Yesus Kristus seseorang juga mesti melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik memang bukanlah syarat untuk diselamatkan tapi adalah bukti bahwa kita beriman akan Kristus. Kita harus menunjukkan iman kita dengan perbuatan kita bukan hanya dengan kata-kata atau sekedar keyakinan dalam hati. Kita dasarkan ini pada pernyataan: iman tanpa disertai perbuatan pada hakekatnya adalah mati.
2.      selain mendasarkan diri pada Alkitab, Gereja Katolik juga memanfaatkan Tradisi lisan seperti yang ditulis oleh para Bapa Gereja dan juga Magisterium (ajaran resmi Gereja/ Paus dalam hal iman dan susila). Jadi kalaupun dalam Alkitab tidak ada bahasan tentang kloning, bayi tabung dan kontrasepsi maka Gereja Katolik masih bisa memberikan ajaran moralnya secara jelas.
3.      Dalam ajaran iman Katolik dosa asal membuat kodrat manusia retak/ rusak sehingga masih dimungkinkan adanya sisi baik dalam diri manusia. Karenanya manusia masih mungkin berkehendak dan berbuat baik.
4.      Dalam iman Katolik diajarkan bahwa selain tanda, sakramen juga merupakan sarana yang mendatangkan rahmat.[5]
                                     


Dalam tugas Pendidikan Multikultural yang diampuh oleh Muh. Agus Nuryatno, M.A, Ph.D. beliau memberikan tugas tentang wawancara umat yang beragama Katolik. Dalam tugas ini peneliti mewawancari seorang aktivis gereja dan seorang ibu rumah tangga mereka ber :
Nama               : maura
Alamat                        : Sapen GK 1 no 353
Nama               : Eri Winarti
Alamat                        : Gendeng GK IV 636

B.  Hasil Wawancara
1.    Bagaimana pandangan anda (umat katolik) tentang adanya multikulturalisme?
pandangan tentang adanya multikultural bagi umat katolik menerima dan menghargai adanya multikultural di negara kita (Indonesia), karena di negara kita sejak berdiri sudah ada dalam multikulturalisme. Negara indonesia bukan berdiri atas keseragaman suku, agama, ras dan lain-lain. Tetapi sebaliknya kita bersatu dari perbedaan hyang ada. Multikulturalisme bukanlah sesuatu yang harus ditentang atau dihilangkan, melainkan mu;tikulturalisme menjadi sesuatu yang perlu disadari sebagai sebuah kekayaan yang membantu setiap orang untuk berkembang sesusai dengan hati nuraninya.
2.    Apa manfaat adanya multikulturalisme bagi anda sebagai pemeluk agama Katolik?
Perbedaan budaya bagi umat katolik menjadi tanda kekayaan dan kemahakuasaan Allah, kebudayaan dan keragaman manusia menjadi pertanda kemahaan Tuhan, dan dengan adanya multikultural dapat menambah pengetahuan, pengalaman tentang agama lain. Implikasi logis dari hal itu adalah adalah dengan menerima multikulturalisme, kami juga menghargai Allah sebagai pencipta segala yang baik.
Perbedaan agama tentunya memperkaya dan memperkuat khasanah iman yang kami hayati, dimana kami boleh belajar juga dari agama dan kebiasaan dari agama lain.
3.    Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnik. Budaya dan agama. Dari keberanekaragaman tersebut, apakah anda (sebagai umat katolik) merasa adanya diskriminasi dalam masyarakat?
Dalam fakta yang tejadi (dalam ranah umum bukan berada dilingkungan sekitar kami saat ini), kami merasakan adanya diskriminasi bagi perkembangan agama katolik. Misalnya dari segi pendidikan : umat katolik merasakan kurang adanya perhatian dari pihak pemerintah, dari segi peribadatan : kerap kali pendirian rumah ibadah membutuhkan waktu yang sangat panjang dan sangat berbelit – belit sehinnga membuat umat tidak dapat beribadah dengan leluasa. Namun, kami tidak dapat menyalahkan satu pihak saja, kami juga merenungkannya secara pribadi dalam persekutuan sebagai umat katolik, karena mungkin pihak dari umat kami kurang membahur dengan lingkungan masyarakat sekitar.
4.    Sudahkah anda (sebagai pemeluk umat Katolik) merasa terjamin dengan hukum dan U.U yang ada di Indonesia? Puaskah? Kenapa?
Bagi umat katolik sudah merasa terjamin dengan adanya undang-undang 19945 pasal 28E ayat 1 yang berbunyi “setiap orang bebas memeluk agama dan beribasatan menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajarannya, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.”
5.    Bagaiman respon masyarakat sekitar terhadap keberadaan anda sebagai kaum minoritas?
Masyarakat sekitar sangat menghargai dan menerima keberadaan kami sebagai umat katolik. Dan selama ini kami tinggal disini tidak ada tindakan atai perkataan yang melecehkan atau merendahkan kami sebagai umat yang minoritas.
6.    Bagaiman cara anda bermasyarakat dengan penduduk sekitar yang mayoritas berlainan agama dengan anda?
Kami hidup bersama sebagai manusia beriman pada umumnya. Kami menghargai dan menerima setiap orang sebagai sesama manusia yang tentunya mendambakan penerimaan, kasih dan penghargaan. Kami sebagai warga setempak dan selayaknya warga yang lain, kami menyapa dikala bertemu, saling silaturahmi antar warga. Membagi kegembiraan disaat ada momen seperti perayaan kemerdekaan RI, mengadakan kegiatan 17 Agustusan dengan masyarakat sekitar.
7.    Jika anda hidup ditengah-tengah lingkungan umat islam, lalu mereka melakukan ritual keagamaan contohnya Shalat Jum’at. Apakah kegiatan mereka mengganggu aktifitas anda? Jika mengganggu, apa saran anda?
Umumnya kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Muslim yang ada disekitar kami tidaklah sangat mengganggu aktivitas kami. Jika pada suatu kali ada suara speaker yang terlalu keras kami mencoba melihat sisi positif dari kejadian itu, karena itu sebagai sarana yang dipakai umat Muslim dalam menjalankan ibadah.
8.    Dengan banyaknya isu pengeboman digereja-gereja yang diidentifikasi dilakukan oleh umat islam radikal, apakah anda nyaman hidup dilingkungan umat islam terutama didekat masjid? Tidakkah anda merasa cemas?
Kami tetap merasa nyaman hidup dilingkungan sekitar kami, karena kami tidak merasa terganggu dan cemas, sebab kami yakin bahwa masyarakat sekitar kami akan menjadi pembela dan pelindung kami disaat terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Kami tidak mau menyamaratakan setiap orang berdasarkan perbuatannya, mungkin ada umat muslim di tempat tertentu melakukan pengeboman, namun itu tidaklah mungkin dilakukan oleh umat muslim yang ada di sekitar kami. Kami juga berpikir bahwa tidak semua umat muslim menyetujui tindakan pengeboman apapun alasannya, kiranya pandangan inilah yang juga dimiliki oleh masyarakat sekitar kami.
9.    Apakah didalam ajaran agama katolik terdapat perbedaan kasta? Seandainya ada coba jelaskan?
Dalam ajaran katolik tidak ada perbedaan kasta. Setiap pribadi memiliki hak yang sama sebagai anak-anak Allah, karena setiap pribadi berhak turut serta dalam kebahagiaan yang dijanjikan oleh Kritus, yaitu kerajaan surga. Setiap orang ikut ambil bagian dalam tugas pelayanan gereja sesuai dengan talenta dan kemampuannya. Dalam hal ini, kami mengikuti kaidah yang berlaku dalam Kitab Suci Tradisi Gereja dan Kuasa Mengajar Gereja (para uskup)
10.    Setujukah anda dengan ungkapan “semua agama adalah baik dan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan keburukan”? mengapa?
Dalam studi tentang agama-agama yang dipelajari oleh para pemimpin dan pengajar umat, kami menemukan ajaran kebaikan dan kebenaran setiap agama. Terlebih di dukung oleh hasil Konsili Vatikan II (pertemuan para uskup sedunia pada tahun 1962-1965). Kami setuju dengan ungkapan itu, dimana setiap agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran, karena kami menerima dan menghargai agama-agama lain, dan juga kami menyakini bahwa di dalam ajaran agama lain juga diajarkan tentrang kebaikan dan kebenaran. Segala yang baik berasal dari Allah.
11.    Menurut anda apakah di dalam ajaran agama lain terdapat kebenaran dan kebaikan?
Ya, ada karena kami menyakini bahwa setiap agama diajarkan tentang kaebaikan dan kebenaran. Dan kegala kebenaran datang dari Allah.
12.    Menurut anda apakah semua orang bisa masuk surga? Kenapa?
Kami mengatakan bisa, tetapi kami tidak menjamin secara mutlak mengatakan “bisa”. Karena semua itu hanyalah kekuasaan Allah. Namun secara pribadi kami sebagai umat katolik menyakini bahwa mereka yang menjadi milik krituslah yang memperoleh keselamatan.
13.    Apa saran anda agar multikultusralisme dapat terjaga dengan baik?
Saran kami ialah : mengakui perbedaan dan menghargainya, jangan pernah merasa diri yang “paling” dari yang lain, karena dengan demikian kita menjadi pengambil keputusan yang sepihak, melihat perbedaan sebagai kekayaan yang akan membantu setiap orang untuk berkembang dalam iman, dan bukan sebagai ancaman.

Daftar Pustaka
Djam’annuri.2000.Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
http//Perbedaan Agama Katolik dan Agama Kristen.www.scribd.com
http//Pendidikan Agama Katolik.www.scribd.com
http//Dialog Islam-Kristen.www.google


[1]http//Perbedaan  Agama Katolik dan Agana Kristen.www.scribd.com, tgl 3 Januari 2012, pada jam 21.53
[2]Djam’annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama Sebuah Pengantar, (Yogyakarta, Kurnia Kalam Semesta, 2000), hal 81
[3] http//Pendidikan Agama Katolik.www.scribd.com, tgl 3 Januari 2012, pada jam 21.53

[4] Djam’annuri, Agama Kita Perspektif Sejarah Agama-agama Sebuah Pengantar, (Yogyakarta, Kurnia Kalam Semesta, 2000), hal 77
[5]http//Dialog Islam-Kristen, tgl 3 Januari 2012, pada jam 21.53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar