Minggu, 11 Maret 2012


UKHUWAH
Makalah  ini di susun untuk memenuhi tugas Hadist Tarbawy
Dosen pengapu : Dra. Hj. Juwariyah

Disusun oleh :
Nama                    : Sony Eko Adisaputro
NIM                      : 09470154


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011

A.  Latar Belakang
Sesungguhnya umat muslim itu dilarang saling membenci, memusuhi, menipu dan memutuskan hubungan anatara satu dengan yang lain. Karena umat muslim dianjurkan untuk meningkatkan ukhuwah islamiah, yang sesuai dari al-quran dan hadis.
Di dalam al-qur’an dijelaskan bahwa setiap mukmin adalah saudara yang diperintahkan Allah saling mengikharkan perdamaian dan berbuat kebajikan di antara satu dengan yang lainnya. Hendaklah setiap orang di antara kamu melakuka ukhuwah dengan sebenar-benarnya dengan cara menghendaki kebaikan untuk saudaranya sebagaimana menghendaki untuk dirinya dan membenci kejahatan yang ada pada saudaranya seperti membenci kejahatan itu menimpa dirinya.
Didalam hadis nabi juga dijelakan bahwa tidak ada perbuatan hasanah yang lebih cepat pahalanya dari pada silatuhrami (menghubungi famili), dan tiada dosa yang layak disegerakan pembalasaannya di dunia disamping siksanya kelak diakirat seperti putus silaturahmi dan berlaku dholom atau menganiya keluarga.
B.  Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang maslah diatas, berikut rumusan masalah dalam makalah ini :
1.      Apa pengertian ukhuwah ?
2.      Apa saja macam – macam dari ukhuwah ?
3.      Mengapa ukhuwah pentinng bagi setiap muslim ?
4.      Apakah ada  Perintah silaturahmi ?




C.   Pembahasan
1.      Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah berasal dari kata  ا خ artinya adalah saudara, ukhuwah berarti persaudaraan, yang di maksut dengan saudara adalah bukan terbatas pada saudara kerabat yang masih ada hubungan kekeluargaan, akan tetapi saudara seiman, sehingga tidak dibatasi oleh sekat – sekat keturunan, kebangasaan dan kedaerahan dan lain – lain.[1] 
Di dalam bukunya quraish shihab diterangkan bahwa ukhuwah berarti adalah persaudaraan, yang pada mulanya berarti memperhatikan, makna kata ini memberi kesan bahwa persaudararan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Boleh jadi perhatian itu pada mulanya lahir karena adanya persamaan di antara pihak – pihak yang bersaudara, sehingga makna tersebut berkembang, dan pada akhirnya ukhuwah di artikan sebagai setiap persamaan dan keserasian dengan pihak lain baik, baik persamaan keturunan, dari segi ibu bapak, atau keduanya, maupun dari segi persusuan, secara majazi kata ukhuwah mencangkup persamaan salah satu unsur seperti suku, agama, profesi dan perasaan.[2]
Dalam hadis nabi yang diriwayatkan dengan sanadnya dari abu ayub ra berkata : seorang badwi menghalang nabi SAW. Dan memegang kendali untanya lalu berkata : ya Rosulullah beritahukan kepadaku apakah yang dapat mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan diriku dari api neraka ? Nabi SAW menjawab :[3]
ا ن تعبد ا لله و لا تشر ك به شئا و تقيم ا لصلا ة وتؤ تى الز كة و تصل ا لر حم
Artinya : menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNya dengan suatu apapun, dan mendirikan sholat dan mengeluarkan zakat dan menghubungi famili (kerabat dekat).

 Dan dalam al-quran juga di jelaskan tentang persaudaraan yaitu di dalam surat al hujurat ayat 10 yang berbunyi :
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
Artinya : sesungguhnya orang – orang mukmin adalah bersaudara karena  itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.[4]
Bangsa arab sebelum kedatangan islam di kenal sebagai bangsa yang terpecah belah dalam suku – suku, yang satu sama lain tidak hanya saling bersaing, dan bermusuhan, bahkan tidak jarang terjadi peperangan, sebelum kedatangan nabi ke yasrib ( Madinah ) tidak ada yang dapat mempersatukan suku aus dan khazraj.
Rosulullah tidak hanya mempersatukan kedua suku ini, tetapi berhasil mempersatukan dan mempersaudarakan antara muhajirin dan anshor. Demikianlah persaudaraan kaum mukmin betul – betul nikmat Allah yang harus disyukuri dan di pelihara sebagaimana dalam firman Allah surat al-imran ayat 103.yang berbunyi sebagai berikut :[5]
(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Supaya ukhuwah dapat berdiri tegak dengan kokok, diperlukan empat tiang penyanggah yaitu :[6]
a.      Ta’aruf  adalah : aling kenal mengenal tidak hanya bersifat fisik atau biodata ringkas belaka, tetapi lebih jauh menyangkut latar belakang pendidikan, budaya, keagamaan, pemikiran, ide – ide, cita – cita, serta problema kehidupan yang dihadapi.
b.      Tafahum adalah : saling memahami kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan masing – masing, sehingga segala macam bentuk kesalah fahaman dapat dihindari.
c.       Ta’awun adalah saling tolong menolong, di mana yang kuat menolong yang lebih, dan yang lebih menolong yang kekurangan, dengan konsep ini maka kerja sama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan sesuai fungsi dan kemampuan masing – masing.
d.      Tafakul adalah saling memberikan jaminan, sehingga menimbulkan rasa aman, tidak ada rasa kekhawatiran dan kecemasan menghadapi hidup ini, karena ada jaminan dari sesama saudara untuk memberikan pertolongan yang diperlukan untuk menjalani kehidupan.
agar ukhuwah islamiah tetap kuat dan erat, maka setiap muslim harus menjahui segala sifat dan perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah tersebut, sesudah menyatakan bahwa orang – orang beriman itu bersaudara, Allah SWT melarang orang beriman untuk melakukan beberapa hal yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah islamiayah. Sebagaimana telah dinyatakan dalam al-quran surat al-hujurat ayat 11.[7]
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw öyó¡o ×Pöqs% `ÏiB BQöqs% #Ó|¤tã br& (#qçRqä3tƒ #ZŽöyz öNåk÷]ÏiB Ÿwur Öä!$|¡ÎS `ÏiB >ä!$|¡ÎpS #Ó|¤tã br& £`ä3tƒ #ZŽöyz £`åk÷]ÏiB ( Ÿwur (#ÿrâÏJù=s? ö/ä3|¡àÿRr& Ÿwur (#rât/$uZs? É=»s)ø9F{$$Î/ ( }§ø©Î/ ãLôœew$# ä-qÝ¡àÿø9$# y÷èt/ Ç`»yJƒM}$# 4 `tBur öN©9 ó=çGtƒ y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqçHÍ>»©à9$# ÇÊÊÈ
Artinya : wahai orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain. Karena boleh jadi mereka yang di olok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok, dan jangan pula perempuan-perempuan mengolok-olokan perempuan lain, karena boleh jadi permpuan yang diperolok-olok lebih baik dari perempuan yang mengolok-olok, janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk – buruk panggilan adalah panggilan yang buruk ( fasik ) setelah beriman, dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orang – orang yang zalim.
Berdasarkan ayat diatas dilaskan tentang adanya enam sikap dan perbuatan yang dilarang Allah, agar ukhuwah tidak rusak yaitu :
1)      Memperolok-olokan orang lain baik laki-laki maupun perempuan dengan kata – kata maupun dengan gerak – gerik yang dapat menimbulkan sakit hati dan permusuhan.
2)      Mencaci orang lain dengan kata – kata menyakitkan dan menghina orang lain.
3)      Memanggil orang lain dengan gelar – gelar yang tidak di suka
4)      Berburuk sangka
5)      Mencari – cari kesalahan orang lain
6)      Bergunjing (membicrakan orang lain/ghosib)
Apabila keenam sikap ini terdapat pada seseorang maka akan dapat merusak persaudaraan Islamiyah, oleh karena itu setiap orang islam berkewajiban untuk menghindari sikap-sikap yang ada di atas.
2.      Macam-macam Ukhuwah
Dalam alquran dijelaskan bahwa ukhuwah dapat dibagi menjadi empat yaitu :[8]
a.       Ukhuwah ubudiyah atau saudara kesemaklukan dan kesetundukan kepada Allah.
b.      Ukhuwah insaniyah dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka berasal dari seorang ayah dan ibu. Rosulullah SAW juga menekankan lewat sabdanya yaitu :
كو نو عبا د ا لله ا خو ا نا (ر و ه ا لنىا رى و ملم عه ا بى هر ير ة)
Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.
c.       Ukhuwah wataniyah waan – nasab yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
d.      Ukhuwah fi din al-Islam yaitu persaudaraan antar sesama muslim.
Macam-macam persaudaraan tersebut adalah pemahaman terhadap teks ayat Alquran, dan ukhuwah yang jelas dinyatakan di dalam alquran adalah persaudaraan seagama Islam,dan persaudaraan yang jalinannya bukan karena agama tetapi karena nisabnya.
3.      Pentingnya Ukhuwah
Barang siapa yang memutuskan persaudaraan berarti mereka itulah termasuk berbuat maksiat  dan melanggar perintah Allah dan rosulnya, tentang kewajiban umat islam menyambung silatuhrami atau menyambung tali persaudaraan. Dalam sabda nabi juga dijelaskan larangan untuk memutuskan tali persaudaraan yang berbunyi sebagai berikut :[9]
عن جا بر بن مطعم قا ل : ق ل ر سو ل لله صلى ا لله عليه و سلم : لا يد خل الجنت قا طع و يعنى قا طع الر حم (متفق علىه)
dari jubair bin muthim berkata : Rosulullah SAW bersabda : tidaklah masuk surga orang yang memutuskan yaitu memutuskan hubungan persaudaraan (HR Bukhori Muslim).
Dan dalam alquran telah dijelaskan tetntang larangan memutuskan tali persaudaraan dlam surat muhammad ayat 22-23 yang berbunyi sebagai berikut :
ö@ygsù óOçFøŠ|¡tã bÎ) ÷LäêøŠ©9uqs? br& (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# (#þqãèÏeÜs)è?ur öNä3tB$ymör& ÇËËÈ y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ãNßgoYyès9 ª!$# ö/àS£J|¹r'sù #yJôãr&ur öNèdt»|Áö/r& ÇËÌÈ
Artinya : Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka Itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.[10]
dari hadis dan surat diatas telah menjelaskan betapa nabi mengutuk bagi orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan, yang secara jelas diperintakan Allah untuk senantiasa menyambung tali persaudaraan, dengan kasih sayang. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa kecintaan seseorang terhadap persaudaraan merupakan bukti dari keimanan seseorang. Sehingga ketika seseorang telah memutuskan hubungan persaudaraan maka mereka telah kehilangan sebagian dari keimanannya. Kerana keimanan yang sempurna menuntut kecintan terhadap sesama muslmi sebagaimana kecintaan terhadap dirinya sendiri. Dan Nabi SAW bersabda :
عن ا نس رضى ا لله عنه ا لنبى صلى ا لله عليه و سلم ا نه قل : و ا لذ ى نفسى بيد ه لا يؤ من عبد زحتى يحب لا خيه ما يحب لنفسه (متفق عتيه)
Dari Anas r.a dari Nabi SAW. Bersabda : demi dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, tidaklah sempurna keimanan seseorang hamba sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhori Muslim).
Cinta akan melahirkan pehatian dan kepedulian, cinta juga akan membuat seseorang akan berkorban, oleh sebab itu dalam mewujudkan rasa cinta, maka Nabi memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam keadaan dhalim atau madhlum.
Dari abullaits assamarqandi meriwayatkan dengan sanatnya dari abdullah bin amr bin al’ash r.a berkata : seorang datang kepada Nabi SAW dan berkata : saya mempunyai famili yang saya hubungi tetapi mereka memutuskan hubungan kepadaku, saya baik kepada mereka dan mereka dholom kepadaku, dan saya selalu membantu mereka tetapi mereka berbuat jahat kepadaku. Apakah boleh boleh sdaya membalas perbuatan mereka dengan perbuatan yang sama? Jawab Nabi SAW. Tidak jika kamu membalas mereka, maka sama dengan mereka, tetapi hendaknya engkau tetap mengambil cara yang lebih baik dan tetap menghubungi mereka, maka selalu engkaau akan mendapat bantuan dari Allah selama engkau berbuat sedemikian.[11]
Dari  hadis diatas dapat dipahami bahwa nabi SAW telah melarang memutuskan tali persaudaraan meskipun saudara itu berbuat jahat dan dholim terhadap kita, dan nabi melarang untuk membalas perbutan saudaranya itu.dan menganjurkan untuk tetap menghubungi mereka.
4.      Perintah Silatuhrami
Silatuhrami adalah istilah yang tidak asing terdengar didalam pergaulan antara umat manusia yang dilakukan sehari – hari, istilah tersebut sesunggunya berasal dari bahasa arab yang artinya “menyambung tali kasih sayang”yang merupakan kebutuhan makluk hidup. [12]
Kasih sayang merupakan sifat Allah yang banyak disebutkan dalam Alquran, sebagai orang yang percya kepadaNya hendaklah meneladani sifat keutamaan Allah tersebut dalam menjalani  kehidupan, karena sesuai  janjiNya Allah akan menjadikan kasih sayang ada dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal sholeh sebagaimana firmanNya dalam surat  Maryam ayat 96 yang berbunyi sebagai berikut :
¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ã@yèôfuy ãNßgs9 ß`»oH÷q§9$# #tŠãr ÇÒÏÈ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah yang Maha Pemurah[911] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.[13]
Dari ayatr diatas seharusnya umat mukmin hidup berdampingan dengan penuh kasih sayang, tetapi pada realitanya kehidupan pada masa kini penuh dengan permusuhan, pertikaian, perselisihan, pertengkaran, adu domba, dan sifat – sifat lainnya yang semua menunjukan kering dan minimnya sifat kasih sayang terhadap sesama. Padahal perintah kasih sayang yang ditunjukan Nabi SAW. Bersabda :
عن سهل بن رضى الله عنه عن ا لنبى صلى عليه وسلم قا ل : ا ر حم من فى ا لا رض ير حمك من فى ا لسما ء (حد يث روا ه ا لطبر ا نى)
Dari sahal bin saad r.a berkata : nabi SAW bersabda, sayangilah penduduk kami niscaya akan menyayangi kamu yang ada di langit (H.R Bukhori Muslim).[14] 
           hadis diatas memerintahkan kepada manusia untuk saling menyayangi sesama makluk hidup yang hidup di muka bumi ini baik binatang maupun tumbuh-tumbuhab, karena apa bila manusia melakukan semacam itu maka Allah dan para malaikatNya akan menyayangi kita.





D.  Kesimpulan
ukhuwah berarti persaudaraan, yang di maksut dengan saudara adalah bukan terbatas pada saudara kerabat yang masih ada hubungan kekeluargaan, akan tetapi saudara seiman, sehingga tidak dibatasi oleh sekat – sekat keturunan, kebangasaan dan kedaerahan dan lain – lain.
Dalam mengkokohkan ukhuwah ada empat tiang yang harus dikokohkan yaitu :
1.      Ta’aruf  .
2.      Tafahum
3.      Ta’awun
4.      Tafakul
Ukhuwah yang dijelaskan dalam alquran itu terbagi menjadi emapt yaitu:
1.      Ukhuwah ubudiyah
2.      Ukhuwah insaniyah
3.      Ukhuwah wataniyah waan – nasab
4.      Ukhuwah fi din al-Islam
Dari penjelaskan diatas bahwa Nabi SAW telah melarang memutuskan tali persaudaraan meskipun saudara itu berbuat jahat dan dholim terhadap kita, dan Nabi melarang untuk membalas perbutan saudaranya itu.dan menganjurkan untuk tetap menghubungi mereka.
Dan memerintakan kepada umatnya untuk bersifat kasih sayang terhadap semua makluk hidup baik berupa binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karena kasih sayang merupakan sifat Allah yang banyak disebutkan dalam Alquran, sebagai orang yang percya kepadaNya hendaklah meneladani sifat keutamaan Allah tersebut dalam menjalani  kehidupan, karena sesuai  janjiNya Allah akan menjadikan kasih sayang ada dalam hati orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
DAFTAR PUSTAKA
Assamarqandi,Abdullaits.1987.Tanbihul Ghafilin.Surabaya:PT Bina Ilmu
E-book, Al-quran dan terjemah q.s al hujurat
Juariyah.2010.Hadis Tarbawi.Yogyakarta:Teras
Kumaidi.2007.Mengokohkan Aqidah Akhlak.Seragen:CV Akik Pusaka.
Shihab,M Quraish.2007.Wawasan Alquran Tafsir Maudhu’i atas Pelbagi Persoalan Umat.Bandung:PT Mizan
Taufiqurokhman.2007.Akidah Akhlak. Surabaya:MDC Jatim















[1]  Juariah, Hadis Tarbawi, (teras, Yogyakarta,2010) hal 47
[2] M. Quraish shihab, Wawasan Al-qur’an Tafsir Maudhu’i atas Pelbagi Persoalan Umat, (PT Mizan Pustaka, Bandung, 2007), hal 639
[3] Abdullaits Assamaqandi,Tanbihul Ghafilin Peringatan Bagi Yang lupa,(PT Bina Ilmu,Surabaya,1987) hal 171
[4]  E-book, Al-quran dan terjemah q.s al hujurat 10  
[5] Kumaidi, Mengkokohkan Aqidah Akhlak,(Akik Pustaka, sragen, 2007) hal 51-52
[6] Ibid hal 52
[7] Toufikurohman dan M. Edy Siswanto, Akidah Akhalak,( MDC jatim, 2005), hal 103
[8] Ibid (M. Quraish Shihab, wawasan...)hal489
[9]Ibid  (juwariyah hadis....), hal 53
[10] Ibid (Abullaits Assamarqandi,tabbiul....),hal 177
[11] Ibid,(tanbihul...)hal 173
[12] Ibid(hadist...) hal 48
                   [13][911]  dalam surat Maryam Ini nama Allah Ar Rahmaan banyak disebut, untuk memberi pengertian bahwa, Allah memberi ampun tanpa perantara.
[14] Ibid (hadis...)hal 49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar