Jumat, 17 Desember 2010

psikologi

Implementasi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik
Masa Remaja dalam Pendidikan
Dosen pengampu : Dra. Wiji Hidayati, M,Ag


Disusun oleh :
Sony Eko Adisaputro
Nim 09470154

Progam Studi Kependidikan Islam
Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yoyakarta
2010



 

Pendahuluan

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidak wajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidak selarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila individu mampu menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagian juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. Beberapa perubahan yang dialami remaja adalah perubahan fisik, psikis, dan sosial.

Pembahasan
masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa kedewasaan. Pada masa ini individu mengalamin perubahan yaitu perubahan fisik, psikis dan perubahan sosial. Selain itu ada juga yang brerubah pada diri remaja yaitu perubahan dalam lingkungan keluarga, guru, teman sebaya dan masyarakat.
Perkembangan fisik remaja
Masa remaja adalah masa peralihan dri anak – anak ke dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis tetapi juga fisik.1
Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya.
pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pertumbuhan tulang,testis membesar, pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.2
Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga yang lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya.3
Perkembangan Psikologis Remaja
Secara psikologis remaja adalah keadaan dimana sudah ada ciri – ciri psikologis tertentu pada seseorang.
Menurut G.W. Allport ( 1961 ) adalah pemekaran diri sendiri yang di tandai dengan kemampuan seseorang yang menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri, kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif, dan memiliki falsafah hidup tertentu.4
Perkembangan Sosial Remaja
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja, dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Secara umum masa remaja di bagi menjadi tiga kelompok,5 yaitu:
  1. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun
  2. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
  3. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:6
  1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
  2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
  3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
  4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
  5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
  6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
  7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
  8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara
  9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
  10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian keraguan.
Remaja sebagai anggota keluarga
Hakikatnya bahwa keluarga merupakan lingkungan primer bagi setiap individu, sejak ia lahir sampai datang masanya ia meninggalkan rumah dan membentuk keluarga sendiri.7
Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).
Remaja di Sekolah
Sekolah adalah lingkungan pendidikan skunder, anak remaja yang sudah duduk di bangku SMP atau SMA pada umumnya menghabiskan waktu selama 7 jam.
Pengaruh sekolah pada umumnya berlaku positif terhadap perkembangan jiwa remaja karena sekolah merupakan lembaga pendidikan.
Namun ada Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan kepda guru yang menyampaikan materi itu.
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain;
  1. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
  2. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
  3. Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
  4. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
  5. Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang
  6. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
Remaja dalam masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan tersier adalah lingkungan terluas bagi remaja dan sekaligus paling banyak menawarkan pilihan.8
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau “rawan”, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor tersebut, antara lain:
  1. Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
  1. Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
  2. Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
  3. Pengangguran
  4. Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
  5. Wanita tuna susila (wts)
  6. Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
  7. Perumahan kumuh dan padat
  8. Pencemaran lingkungan
  9. Tindak kekerasan dan kriminalitas
  10. Kesenjangan sosial

  1. Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
  1. Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
  2. Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
  3. Kebut-kebutan
  4. Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
  5. Perkosaan
  6. Pembunuhan
  7. Tindak kekerasan lainnya
  8. Pengrusakan
  9. Coret-coret dan lain sebagainya

Kesimpulan
Bahwa masa remaja memiliki ciri – cirri perubahan pada fisik, psikis, dan social bahkan juga mengalamin perubahan dalam lingkungan keluarga. Sekolah, teman sebaya dan juga dui dalam masyarakat
Masa remaja dapat dikelompokan menjadi tiga klompok yaitu :
  1. Masa remaja awal (12–15) dimana individu pada masa ini meninggalkan masa kanak – kanaknya dan berusaha untuk mengembangkan diri.
  2. Masa remaja pertengahan ( 15 – 18 ) dimana pada masa remaja pertengan ini di tandai dengan pengembangan berfikir yang baru dan mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendlikan diri
  3. Masa remaja akhir ( 18 – 22 ) dimana pada masa ini di tuntut untuk mempersiapkan untuk menjadi orang yang dewasa



Daftar pustaka
Agustion,hindarti.psikologi perkembangan.rafika aditama.bandung.2009
Sarlito w sarwono.psikologi remaja.raja grafindo persada.jakarta.2010
http//psikologi remaja.com/2019/10/12/karekteristik remaja





















1 Sarlito w.sarwono.psikologi remaja.jakarta.raja grapindo persada,2010.hal 62
2 Sarlito w.sarwono.psikologi remaja.jakarta.raja grapindo persada,2010.hal 62
3 Dr hendriati agustian.psikologi perkembangan.bandung.,rafika aditama.2009.hal 28
4 Sarlito w.sarwono.psikologi remaja.jakarta.raja grapindo persada,2010.hal 82
5 Dr hendriati agustian.psikologi perkembangan.bandung.,rafika aditama.2009.hal 29
6 www,psikologi remaja.com
7 Sarlito w.sarwono.psikologi remaja.jakarta.raja grapindo persada,2010.hal 138
8 Sarlito w.sarwono.psikologi remaja.jakarta.raja grapindo persada,2010.hal 159

Tidak ada komentar:

Posting Komentar